Selasa, 29 Juli 2008 | 09:27 WIB WASHINGTON, SELASA - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, bila AS memilih pendekatan baru terhadap negaranya, Teheran akan merespons secara positif.
Hal ini dikatakan Ahmadinejad dalam sebuah wawancara dengan televisi AS, Senin (28/7) atau Selasa waktu Indonesia. "Saat ini kami menyaksikan tingkah laku baru yang diperlihatkan para pejabat AS. Pertanyaan saya adalah, apakah tingkah laku seperti itu menunjukkan suatu pendekatan baru?" katanya.
"Dengan kata lain, saling menghormati, kerja sama, dan keadilan? Atau apakah pendekatan ini merupakan kelanjutan konfrontasi dengan rakyat Iran, namun dalam penyamaran baru?" kata Ahmadinejad dari Teheran lewat penerjemah di ruang kerja presiden.
"Jika tingkah laku AS itu mewakili perubahan penyamaran, kami akan menghadapi suatu situasi baru dan respons rakyat Iran akan menjadi positif," kata Ahamadinejad.
Komentar Ahamdinejad itu disampaikan sehari setelah AS mengambil suatu langkah yang tidak biasa dengan mengirim seorang diplomat senior untuk bertemu dengan ketua juru runding Iran pada pertemuan di Geneva mengenai perselisihan program nuklir Iran.
Wawancara itu dilakukan menyusul taklimat Ahmadinejad pada Sabtu bahwa Iran telah menambah jumlah mesin pemisah pengayaan uranium menjadi 6.000, dalam perluasan program nuklirnya yang menimbulkan desakan internasional untuk menghentikannya.
Iran menghadapi tiga sanksi Dewan Keamanan PBB akibat penolakannya untuk membekukan pengayaan uranium, yang membuat bahan bakar nuklir, juga bahan dasar untuk bom atom.
Ahmadinejad kembali menegaskan dalam wawancara itu bahwa Teheran tidak ingin membuat senjata-senjata nuklir. "Kami tidak sedang membuat pabrik bom. Kami tidak percaya pada bom nuklir," katanya ketika ditanya apakah Iran ingin menjadi suatu kekuatan nuklir.
Sejarah memperlihatkan bahwa memiliki senjata nuklir tidak membantu negara lain dengan tujuan-tujuan politiknya, ujarnya. "Bom nuklir milik abad 20. Kita sedang hidup di abad baru," katanya.
"Energi nuklir sangat bermanfaat, dan itu jalan yang sangat jelas. Semua negara ingin memilikinya. Bom nyata-nyata merupakan sesuatu yang sangat buruk. Tidak seorang pun ingin memiliki bom semacam itu," katanya.
Sementara itu, Gedung Putih meragukan suara bernada rujuk dari Ahmadinejad itu. "Kerena itu, saya kira kami semua perlu mempertimbangkan ini dengan penuh keraguan," kata juru bicara Dana Perino.
Negara-negara besar dunia, yang prihatin bahwa Iran sedang membangun proyek nuklir rahasia, telah menawarkan dimulainya kembali perundingan bila Teheran tidak menginginkan sanksi lebih lanjut, jika Iran tidak menambah lagi mesin pemisah pengayaan uranium.
Negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB—Inggris, China, Perancis, Rusia, dan AS—ditambah Jerman telah mengajukan suatu usul kepada Iran, yang mencakup insentif perdagangan dan bantuan program nuklir sipil dengan imbalan pembekuan pengayaan.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2008
Categories |